Kamis, 26 September 2013

Galau di negeri yang jauh

Studi di belanda.. Bayangannya asik, keren, gengsi tinggi dan have fun selalu..

Itulah bayanganku ketika masih menyusun rencana untuk kuliah di Belanda. Semua dihadapi dengan harapan bahwa semuanya senang, semuanya mudah dan semuanya menarik. Sejak mulai wawancara dari universitas Groningen, apply BPPLN DIKTI, urusan legalisir dokumen dan pwngurusan MVV sampai keberangkatan selalu dihadapi dengan suatu harapan.

Saat menginjakkan kaki di tanah Belandapun euphoria itu masih ada.. Sampai menjelang 1 bulan hidup sendiri di Belanda,mulai muncul rasa sepi, rindu keluarga, apalagi anak2 yang masih lucu2 di rumah. 

Untuk menghilangkan kesedihan, aku menyibukkan dengan mengikuti course sebanyak mungkin, berusaha menulis paper pertama meskipun belum punya skill menulis scientific writing dan penguasaan software pendukung. Namun semua itu aku lakukan demi mengobati rasa rindu keluarga yang semakin menguat.

Perkiraan awal, hidup sendiri di Belanda tanpa keluarga itu nothing, kecil, gampang dll. Faktanya.. Aku juga manusia, ak punya perasaan seperti orang lain.. Dan aku juga mahluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.

Ini adalah pelajaran berharga. Keluarga diatas segalanya (setelah agama pastinya). Harusnya keluarga itu selalu bersatu. Satu rumah, satu ide, satu tujuan. Ak tahu mungkin perasaan ini timbul karena belum biasa, namun aku ga mau membiasakan itu. Keluarga adalah penting. I love my family..

Mulai saat ini, aku berusaha keras untuk mendatangkan keluargaku ke Belanda. Aku butuh mereka.

Ya Allah, bantu hambamu ini, insya allah niat untuk berkumpul semakin kuat.. Mudahkanlah usaha kami untuk berkumpul kembali.. Amin

Selasa, 24 September 2013

Pengurusan Legalisir Akte Kelahiran Untuk Persiapan Studi di Belanda (Bag. 2 Kementrian Hukum dan HAM).

artikel ini saya tulis untuk berbagi kepada siapapun yang sedang bersiap untuk pergi ke negara belanda. Entah untuk sekolah, bekerja atau apapun. Pengurusan Legalisir di DepKumHAM dilayani di Bagian Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU). Linknya http://ditjenahu.kemenkumham.go.id/component/k2/item/87-prosedur-penyelesaian-legalisasi namun informasi yang diberikan di situ tidak jelas hehehe... kurang operasional... Hehehe...

untuk mencapai kemekumham yang beralamat di HR Rasuna Said Kav 6-7, Kuningan Jakarta, Kalau anda naik transjakarta, anda bisa mencari rute (koridor) nomor 6 dan turun di GOR Sumantri. sedangkan letak kantor Ditjen AHU itu di bagian belakang kompleks kemetrian (membelakangi jalan rasuna said). 

Pengalaman legalisisr di Kementrian Hukum dan HAM yang saya alami bisa dibilang bermacam-macam. saya menilai bahwa sebetulnya pelayanan di kemekumham itu sudah baik dan profesional, namun informasi yang bisa diakses oleh usar (atau calon user) sangat kurang. Misalnya adalah SPECIMEN TANDA TANGAN. Apa itu specimen tanda tangan? speciman tanda tangan adalah contoh dari tanda tangan orang (pejabat) yang menanda tangani akte kelahiran kita. nah loh, kita tahu dari mana coba??? 

Pengalamanku, ketika aku bawa empat akte kelahiran, (milik sendiri, istri, 2 anak) ternyata 3 dari empat artikel tersbut ada contoh speciman tenda tangannya di kemekumham Jakarta. dan yang ga ada malah punyaku coba... Padahal aku yang mau berangkat duluan hiks...

Akhirnya aku harus balik lagi ke Kantor catatan sipil di jogja dan minta specimen (contoh tanda tangan) pejabat yang menandatangani akte kelahiranku. akhirnya aku dapat contoh form specimen dari kemekumham seperti di bawah ini. Dan baliklah aku ke jogja lagi buat mengulangi proses dari awal. 


Form specimen itu nanti yang membuat adalah Kantor Catatan Sipil tempat akte kita dikeluarkan. tujuannya adalah memberikan contoh tanda tangan pejabat yang menandatangani akte kita kepada Kemenkumham. Idealnya kemekumham itu punya contoh semua pejabat yang bekerja di bawah naungan mereka. namun karena mungkin adanya pejabat baru, maka kemekumham belum memiliki contoh specimen tanda tangan tersebut. Sehingga pemohon diharap bisa 'membantu' kemekumham untuk mendapatkan contoh specimen tanda tangan tersebut. 

Hal ini (contoh specimen) juga penting untuk legalisir ijazah untuk Universitas non-Negeri dimana Rektor/Pejabat yang menanda tangani ijazah bukan PNS sehingga DepKumHAM ga punya contoh tanda tangannya. Mungkin (logikaku) itu juga berlaku  untuk segala macam legalisir yang ada di DepKumHAM. selama orang yang menanda tangani tidak ada di database, maka pemohon harus membawa contoh specimen tanda tangan dari pejabat yang menandatangni dokumen tersebut. Pemberitahuan dari instansi (universitas misalnya) ke kemekumham bisa menyesuaikan form diatas. 

Proses pelayanan di kemekumham sudah cukup baik. Antrian sudah menggunakan antrian digital dan pelayanan dibuka tepat jam 08.00. Ini sangat membanggakan dan memudahkan bagi saya. Proses pelayanan juga sangat cepat, ramah dan petugasnya juga cantik CMIW. Asalkan kita datang dengan persyaratan lengkap, maka proses pelayanan tidak sampai 10 menit. 

Proses pelayanan diawali dengan pemeriksaan kelengkapan dokumen yang akan kita legalisir. Kelangkapan dokumen tersebut antara lain: 
1. Surat Permohonan legalisir (Disediakan petugas dan di isi di tempat)
2. akte kelahiran asli
3. fotokopi akte kelahiran 
4. fotokopi KTP 
5. Materai 6.000 sejumlah dokumen yang akan dilegalisir.
6. Map (warna bebas).
7. uang 25.000 perdokumen dan 5.000 untuk sekali proses legalisir.

Setelah pemeriksaan sudah lengkap, maka petugas akan meminta kita membayar biaya ke Bank BNI yang ada di dekat loket pelayanan tersebut. untuk membayar ini kita perlu ambil nomor antrian lagi karena beda loket. setelah selesai membayar, maka kita bawa kwitansi bukti pembayaran kepada petugas pelayanan tadi dan akhirnya kita akan mendapat bukti penerimaan dokumen yang nantinya akan kita gunakan untuk mengambil akte/berkas yang akan kita legalisir. Proses legalisir sendiri memakan waktu 2-3 hari. jika beruntuk anda juga bisa mengambil hasil legalisir dalam waktu sehari atau bahkan jika sangat beruntung anda bisa memasukkan berkas pagi dan sore sudah bisa di ambil (pengalaman teman hehehe). namun pada umumnya proses akan diselesaikan dalam 2-3 hari. 

Nah, demikian gambaran proses pemgurusan akte kelahiran di kemenkumhan. semoga bisa memberi sedikit gambaran. dan ini adalah contoh hasil legalisir di kemenkumham



Setelah selesai di kemenkumham, proses legalisir selanjutnya adalah di deplu. 

Sabtu, 07 September 2013

Pengurusan Legalisir Akte Kelahiran Untuk Persiapan Studi di Belanda (Bag. 1 Catatan Sipil).

legalisir akte kelahiran untuk persiapan studi di belanda memang cukup merepotkan dan melelahkan. namun ketika proses legalisir itu selesai, semuanya terbayarkan. tulisan ini aku buat berdasarkan pengalaman yang aku alami pas ngurus legalisir akte kelahiran di Departemen Hukum dan HAM, Departemen Luar Negeri dan Kedutaan Besar Belanda. 


Sebetulnya bisa aja kita ngurus legalisir di 3 instansi tersebut lewat calo ato bahasa santunnya "biro jasa", namun pengalamanku karena aku mau legalisisr 4 akte kelahiran mereka meminta Rp.4.000.000,- karena biaya per akte 1 juta. (logikaku kan ngurusnya sekali jalan, kenapa ga didiskon yak... mungkin lobiku kurang canggih hehehe...). apalagi saat itu aku punya niat buat legalisir akte nikah (buku nikah) yang prosesnya akan aku ceritakan di artikel lain. nah, karena daripada lewat biro yang lumayan,


akhirnya aku putusin buat ngurus sendiri, kebetulan saat itu ada rencana untuk ke jakarta beberapa kali karena urusan kantor. O iya, domisiliku adalah di purwokerto (bukan purwakarta), sebuah kota kecil di wilayah barat jawa tengah yang tidak punya bandara (hiks....), sehingga hal ini yang bikin kita cukup repot kalo mau ke kota-kota besar.

untuk legalisir akte kelahiran, kita harus sudah punya akte kelahiran 2 bahasa (ato yang sering disebut kutipan kedua, kenapa kedua ya tanya aja sama orang dinas catatan sipil hehehe...). bagi yang lahirnya akhir2 ini sih aktenya sudah dwibahasa, so ga perlu minta kutipan kedua ato di translte-in. tapi pengalamanku karena lahir di tahun 80an, akte masih bahasa indonesia tok... akhirnya harus ke catatan sipil tempat akte kita dikeluarkan.

Di catatan sipil Yogyakarta, untuk meminta kutipan kedua sangat mudah. kita hanya perlu bawa fotokopi dan asli dari akte kelahiran  (bhs Indonesia), KTP, dan Kartu Keluarga domisili sekarang. terus diminta ngisi form permohonan... Biaya? ga pake bayar... gratis tis tis... dan bisa jadi antara 2-4 hari. jika mau diambilkan. boleh juga asal pake surat kuasa. O iya, jika ingin tanya-tanya tentang informasi proses pembuatan dokumen apapun seperti kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian dan lain lain bisa menghubungi nomor telefon dinask kependudukan di nomor (0274) 557062 

So, kesimpulannya, mengurus akte kelahiran dwi bahasa itu mudah. asal kita mau meluangkan waktu untuk mengurus sendiri.

Pengalaman Pertama di Groningen...

Stasiun kereta di Schipol Amsterdam terintergasi dengan Bandara, jadi setelah dapat tiket bisa langsung turun lewat eskalator menuju tempat berhenti kereta. saat itu kereta menuju groningen berada di peron 1 (biasanya 1 atau 2). setelah naik.... wuidih... nyaman banget keretanya... tenang.. ga ada noise... kalo kita ngobrol di dalam kereta pasti kedengeran penumpang lain di dalam. 

Setelah mengalami perjalanan kurang lebih 2 jam perjalanan, akhirnya sampai juga ke stasiun Groningen. Alhamdulillah. Karena sudah Janjian dengan Mas Auliya, akhirnya langsung ketemu pas turun dari kereta. Habis itu kami langsung menuju Housing di Hofstede de Grootkade 11, Groningen. Namanya ga tahu ya.. aku ketok-ketok aja pintu depan dari bangunan itu.. tapi terus dikasih tahu kalau di Belanda itu kalau mau bertamu langsung pencet nomor kamar tujuan, nanti hostnya yang akan bukain pintu. Karena lupa kalau di email ada nomor Hape manajer housingnya. akhirnya minta tolong penghuni yang sedang nongkron di depan rumah untuk bukain. pas di dalam, tiba-tiba datang lakiaki yang bertanya "is one of you Didik?". yess. akhirnya ketemu juga dengan sang Manajer Housing.

Kami bertiga lanjut ke kamar di HOF 11-85. Christian (Manajer Housing) menjelaskan secara lengkap tentang studio yang mau ditempati dan serba serbinya. dan ditutup dengan penyerahan Kunci kamar dan kontrak perjanjian. 

Akhirnya masuk kamar dengan sukses hehehe...

Kamis, 05 September 2013

Perjalanan Menuju kota Groningen (lanjutannya neh)

Etihad airlines pun landing di bandara nasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. sebelum naik nih pesawat, tahunya arab ya arab, ga tau tuh kalo ada arab saudi, uni emirat arab dkk. lumayanlah tambah pengetahuan hehehe...

pesawat landing sekitar jam 06.00 waktu setempat (selisih 2-3jam dari WIB). setelah pemeriksaan di imigrasi, akhirnya segera mencari gate tempat transit menuju pesawat yang akan terbang ke Bandara Schipol Amsterdam, Belanda. dilihat dari sisi keteraturan dan ketertiban, Bandara Abu Dhabi sedikit kurang memuaskan. hal ini terlihat menumpuknya orang-orang yang sedang antri untuk boarding dengan orang yang masih menunggu antrian. pemeriksaan kelengkapan dokumen paspor dan tiketpun tidak diatur dengan baik. akibatnya setelah sampai di scanning ticket, ternyata harus balik ngantri lagi karena tiketnya belum divalidasi. hal ini cukup merepotkan karena memang tidak ada informasi baik tertulis maupun verbal yang dapat kita peroleh. tapi apa mau dikata, namanya juga penumpang. mau diapain juga manut aja... hehehe... tapi setikdaknya kalo ada informasi yang jelas, maka aktivitasnya bisa efektif dan efisien. 

Ternyata pesawat yang dinaiki adalah Etihad versi Manchester City. Baru tahu kalo Etihad itu pemilik saham Klub Bal Manchester City hehehe... After masuk pesawat.. siap-siap deh milih menu makanan dan film yang akan ditonton. dan film yang ditonton untuk penerbangan kali ini adalah...  huaaa aku lali wingi nonton opo hahaha....




Perjalanan sekitar 7 jam telah dilalui, sampailah di Bandara Schipol, AMsterdam, Belanda. Habis cek imigrasi (yang belum dijawab aa udah di stempel sama petugasnya tuh paspor) akhirnya bagagge claim yang lumayan lancar. yang agak mengherankan, habis itu langsung keluar slonong boy tanpa hambatan. kirain habis itu masih ada clearance urusan barang-barang yang mencurigakan gitu... ternyata eee ga ngapa2in langsung keluar bandara. So, sambal, kering kentang, kering tempe, kering teri, kripik pisang, sambel bawang, teh dkk jadi AMAN hehehe....

Keluar dari bandara, target selanjutnya adalah nyari stasiun spoor (kalo orang londo bilang). dapatlah bacaan yang nyenggol2 kata itu, akhirnya mata tertuju ke mesin tiket otomatis. huft untungnya ada menu bahasa inggrisnya. habis tonyol-tonyol tuh touch screen, sampailah di perintah untuk masukin kartu... nah loh... kartu apa coba.. yang pasti bukan kartu remi ato domino.. itu mah dilarang agama, dan pasti ga bisa dimasukin ke mesin gituan. akhirnya iseng-iseng masukin tuh kartu kredit (soalnya di mesin ada tulisan mastercard sama visa). tapiiii.... ga mau masuk dengan sukses hahaha... ora iso le.. ra sah sotoy... lah terus gimana neh ke Groningennya, 

Saat itu waktu sudah mepet karena berdasarkan informasi yang terpercaya, kita harus naik kereta ke Groningen di Jam yang lebih 3 menit agar ga perlu ganti kereta. FYI, kereta dari Schipol ke Groningen berangkat 2x setiap jamnya, jam pertama lebih 3 menit, yang kedua lupa hehe.. (ga penting soalnya ga mau pake yang itu hihihi...). Nah karena bingung belum dapet tiket, akhirnya kebiasaan bertanya dijalankan. datanglah saya ke pusat informasi. Akhirnya ditunjukin kios untuk beli tiket kereta secara langsung. ALhamdulillah masih bisa beli tiket dan berangkat dengan kereta yang diinginkan.



Nanti lagi ya Cuy...

Perjalanan seorang penerima BPPLN DIKTI ke Groningen (part one)

Bagiku yang berasal dari purwokerto, kota kecil diantara jogja dan jakarta. perjalanan menuju groningen membutuhkan persiapan yang lebih panjang daripada temen2 yang tinggal di kota ber-bandara. jadwal departure tanggal 4 September 2013 membuatku harus berangkat dari rumah tanggal 2 september 2013 malam hari. saat itu aku pilih kereta argo dwipangga yang jadwalnya menurutku paling pas dengan kebutuhanku di jakarta nanti.

Kereta tiba di jakarta sekitar subuh, aku langsung mencari mushola untuk sholat. saat itu aku ingat kalau di setiap pojokan stasiun gambir ada mushola kecil dan "tersembunyi" yang biasanya sepi. so, aku akan bisa istirahat sebentar setelah sholat pikirku. kebetulan mushola di dekat tangga keluar dari peron sedang ramai, akhirnya aku langsung menuju bagian ujung stasiun dan akhirnya kudapati mushola yang hanya berisi 2 orang. setelah selesai sholat, aku istirahat sebentar, sambil menunggu jam kerja kantor pemerintah mulai buka.

jam 08.00 WIB aku berangkat menuju DIKTI untuk melakukan lapor diri keberangkatan studi, dan mengambil e ticket untuk check in di bandara nanti. menurut informasi rekan yang sudah duluan berangkat, katanya prosesnya tidak sampai 5 menit. namun ada yang sedikit berbeda denganku. sebetulnya memang prosesnya hanya lima menit dengan syarat: PETUGASNYA ADA DI TEMPAT hahaha...setelah 3 jam menunggu, akhirnya e ticket dikirim via email, dan tidak ketemu dengan petugasnya... hadeeehhh...

berangkat dari rumah mbak eny di pamulang, langsung berangkat ke bandara soetta dari habis maghrib. mampir makan malam dll, akhirnya sampai di bandara sekitar jam 9 malam. meskipun check in counter belum buka, tapi antriannya sudah mengular, akhirnya mau ga mau harus ikut ngantri dan niat jajan jajan dibatalkan dulu.

Ketakutan kelebihan bagasi membuat untuk memilah-milah barang yang akan dibawa, tapi ternyata dengan koper dengan ukuran large ditambah satu traveling bag ukuran kabin ternyata masih sisa hampir 5kg. wah eman-eman sebetulnya. tapi mo gimana lagi, masa mba yang jaga check in counter mau disuruh masuk ke tas kan ga lucu hehe...

cek in beres, tinggal boarding sambil inget-inget kalo boarding pass jangan sampai hilang karena harus dikirim balik ke Indonesia. dengan mengucap bismillah, akhirnya bisa boarding dengan selamat. judul film yang ditonton selama penerbangan itu adalah furious 6 sama iron man 3. lumayanlah daripada bengong. hehehe...



COntinued to 2nd part yaa...